Sabtu, 31 Oktober 2015

Pesona Sunset Di Batu Pandang Ratapan Angin Dieng

Tak hanya menawarkan pemandangan Golden Sunrise yang spektakuler di Bukit Sikunir, Dataran Tinggi Dieng juga memiliki pesona sanset yang luar biasa, yakni di Batu Pandang Ratapan Angin, sebuah lokasi di sebelah selatan Telaga Warna. Ya sajian pemandangan yang sangat memukau tatkala Anda berada di Dieng.

Batu Pandang Ratapan Angin adalah sebuah bukit di sebelah selatan Telaga Warna dan Telaga Pengilon. Merupakan salah satu spot terbaik untuk menikmati pesona telaga warna dan telaga pengilon dari ketinggian. Ya, kedua telaga tersebut dikelilingi oleh perbukitan tampak begitu elok. Tak mengherankan jika banyak wisatawan yang berkunjung ke lokasi tersebut pada pagi hari, saat sinar matahari belum begitu terik.

Dengan topografi berbatu dan bertebing curam, Batu Pandang Ratapan Angin menjadi spot yang banyak diburu oleh wisatawan. Namun, tempat wisata ini tak hanya menyuguhkan pesona pemandangan telaga warna yang tampak begitu cantik pada pagi hari, tetapi juga sajian panorama sunset yang sangat eksotis.

Batu Pandang Ratapan Angin Dieng

Tim Calya Wisata mencoba membuat trip ke Batu Pandang Ratapan Angin pada sore hari, menemani sejumlah wisatawan domestik dan dua orang wisatawan asing, menjajal berburu momentum paling langka dari belahan bumi manapun. Ya, perjalanan kami tidaklah sia-sia, meskipun pemandangan area telaga sudah agak tertutup kabut, namun sensasi memukau matahari terbenam benar-benar menghadirkan kepuasan yang tak terkira.

Pesona Sunset Di Batu Pandang Ratapan Angin

Luar biasa, spot yang sangat ideal untuk menikmati pesona sunset di kawasan Dataran Tinggi Dieng. Tak kalah spektakulernya dengan Golden Sunrise Sikunir. Penasaran dengan pesona pemandangan di Kawasan Wisata Dieng? Hubungi kami untuk menemani perjalanan Anda.

Sabtu, 24 Oktober 2015

Objek Wisata Kawah Candradimuka Dieng

Kawah Candradimuka merupakan kawah aktif di Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng. Meskipun kurang populer, namun Kawah Candradimuka tetap menjadi destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Seperti halnya kebanyakan objek wisata di Dieng, nama Kawah Candradimuka juga diambil dari cerita pewayangan, yang merupakan tempat dimana jabang bayi Gathotkaca digembleng dan mendapatkan kesaktian.

Kawah ini berada di Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Karena posisinya cukup jauh dari zona 1, yang merupakan kawasan wisata paling populer, maka Kawah Candradimuka kurang diminati oleh wisatawan, sehingga objek wisata ini hampir selalu sepi pengunjung.

Kawah ini memiliki keunikan sendiri yang membuatnya berbeda dengan kawah Sikidang maupun Sileri. Letupan dahsyat dan suara gemuruh yang keluar dari perut bumi merupakan ciri khas Kawah Candradimuka, sehingga terkesan sangat ganas. Memang gejolak aktivitas vulkanik di kawah ini tampak sangat kuat, seolah mengeluarkan letupan-letupan yang ganas.

Foto Kawah Candradimuka

Kawah Candradimuka Dieng

Kawah Candradimuka Dieng


Akses Jalan Menuju Kawah Candradimuka

Untuk menuju ke lokasi Kawah Candradimuka membutuhkan waktu kurang lebih 45 menit berkendara dari kawasan wisata utama Dieng. Oleh karena itulah wisatawan lebih cenderung untuk memilih tidak berkunjung ke kawah ini, karena memang memakan waktu cukup lama. Berada di area zona 2 kawasan wisata Dieng, membuat Kawah Candradimuka menjadi objek wisata yang sepi pengunjung.

Dari pertigaan Desa Dieng atau tugu "Welcome To Dieng Wonosobo", ambil jalan ke arah Batur. Setelah berjalan sejauh kurang lebih 3 kilometer, Anda akan menjumpai pertigaan, ambil jalan arah kanan yang menuju ke Desa Kepakisan atau Desa Pekasiran. Perjalanan melalui jalan berliku dengan pemandangan ladang-ladang pertanian dan bukit-bukit yang menjulang tinggi.

Setelah menempuh jarak kurang lebih 4 kilometer dari pertigaan tersebut, akan menjumpai gerbang bertuliskan "Kawah Candradimuka" yang berada di sisi kanan jalan. Dari gerbang "Kawah Candradimuka", wisatawan harus melewati jalan menanjak dan berbatu sejauh 1,4 kilometer. Perjalanan yang cukup panjang, melewati dua desa, yaitu Desa Kepakisan dan Pekasiran, membuat objek wisata ini tidak begitu diminati.

Senin, 19 Oktober 2015

Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng

Nama Dataran Tinggi Dieng mungkin sudah menggema di seantero negeri yang dikenal juga dengan istilah Kahyangan Para Dewa atau Negeri Di Atas Awan. Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng adalah sebuah bentangan permukaan alam di wilayah Dataran Tinggi Dieng yang batas-batasnya ditentukan berdasarkan aspek pariwisata. Kawasan wisata ini dikunjungi menjadi destinasi liburan banyak orang karena memang memiliki daya tarik yang cukup unik, yaitu perpaduan antara keindahan alam, budaya, dan peninggalan sejarah.

Secara administratif, sebagian besar Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng masuk dalam wilayah Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara yang saat ini menjadi andalan pariwisata Jawa Tengah. Dataran Tinggi Dieng telah masuk dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP) Jawa Tengah Tahun 2004 sebagai salah satu "Kawasan Andalan". Oleh karena itulah kawasan tersebut terus dikembangkan secara komprehensif.

Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng

Semenjak munculnya Bukit Sikunir sebagai objek wisata di Dataran Tinggi Dieng, kegiatan pariwisata di kawasan tersebut semakin menggeliat. Tak heran jika Pemerintah Provinsi Jawa Tengah beserta Pemerintah Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegera terus memacu pembangunan prasarana dan sarana secara terpadu, sehingga fasilitas dan daya dukung industri pariwisata lebih memadai.

Tidak hanya berfungsi sebagai kawasan wisata, Dataran Tinggi Dieng juga berperan sebagai Kawasan Strategis dengan fungsi sebagai kawasan lindung. Untuk mengoptimalkan pengelolaan kawasan wisata, Dataran Tinggi Dieng juga dipetakan menjadi dua kawasan, yaitu Kawasan Poros dengan objek wisata yang berperan sebagai ikon dan penggerak utama aktivitas pariwisata, serta Kawasan Jeruji, dengan objek wisata yang mendukung aktivitas pariwisata di Kawasan Poros.

Objek wisata yang saat ini sedang melambung adalah Sikunir dengan fenomena Golden Sunrise, menggema di seluruh nuasantara. Banyak wisatawan mengklaim bahwa Golden Sunrise Sikunir dengan perpaduan alam pegunungan yang begitu sempurna, menjadi fenomena sunrise terbaik di Nusantara.

Selain Sikunir, kawasan Telaga Warna juga kembali menggeliat, banyak diburu wisatawan dari berbagai daerah. Semenjak dibukanya Bukit Sidengkeng dan Batu Pandang Ratapan Angin, untuk menikmati pendangan spektakuler dua telaga kembar (Telaga Warna dan Telaga Pengilon), kawasan Telaga Warna kembali menarik minat para wisatawan.

Lihat ulasan lain tentang Dataran Tinggi Dieng.

Minggu, 18 Oktober 2015

Objek Wisata Bukit Sidengkeng Dieng

Dieng memang tak pernah berhenti menghadirkan kepuasan dan kekaguman bagi setiap wisatawan. Tak jarang orang yang sudah berkunjung ke Dieng ingin kembali merasakan suasana harmonis, romantis, dan dikelilingi pemandangan nan eksotis. Ya, hanya Dieng yang mampu memberikan segalanya bagi setiap orang. Suasana segar di pegunungan merupakan ciri khas Dataran Tinggi Dieng yang banyak diburu wisatawan, terutama dari kota-kota besar.

Salah satu objek wisata yang sangat populer adalah Telaga Warna. Untuk menikmati Si cantik Telaga Warna memang dapat dilakukan dari berbagai penjuru. Bukit Sidengkeng merupakan salah satu spot terbaik untuk menikmati keelokan Telaga Warna dan Telaga Pengilon, dua telaga kembar di kawasan Dieng Plateau. Objek wisata ini merupakan puncak dari beberapa perbukitan yang mengelilingi kawasan Telaga Warna.

Bukit Sidengkeng

Telaga Warna memang termasuk salah satu wanawisata, menyuguhkan pemandangan yang sangat elok, dengan warna-warni airnya, dan dikelilingi oleh perbukitan yang menjulang tinggi. Pesona Telaga Warna yang begitu jelita ini semakin memukau ketika dilihat dari atas Bukit Sidengkeng.

Untuk mencapai Bukit Sidengkeng memang cukup mudah, hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit melalui jalur trekking dari pintu masuk Wanawisata Petak 9 Dieng. Kondisi jalur yang cukup mudah membuat Bukit Sidengkeng menjadi destinasi yang banyak dikunjungi oleh wisatawan.

Bukit Sidengkeng

Pemandangan dari puncak Bukit Sidengkeng memang akan membuat setiap pengunjung terkagum-kagum. Sebuah view yang sangat eksotis, perpaduan antara dua telaga kembar di bagian bawah, dikelilingi oleh perbukitan hijau, serta berlatarbelakang pemandangan Gunung Sindoro dan Gunung Prau yang terlihat begitu perkasa.

Nama Sidengkeng sebenarnya hanya penalaran warga setempat, dimana perjalanan menuju ke puncak bukit tersebut terasa cukup berat, badan kita harus membungkuk-bungkuk (ndengkeng). Oleh karena itulah objek wisata yang menyuguhkan panorama eksotis ini disebut Bukit Sidengkeng.

Minggu, 11 Oktober 2015

Objek Wisata Telaga Pengilon Dieng

Telaga Pengilon merupakan salah satu objek wisata di Dieng Plateau, berada satu kawasan dengan Telaga Warna dan beberapa goa alam, seperti Goa Jaran dan Goa Sumur. Telaga Pengilon memiliki nuansa yang hening, penuh kesunyian, dan berbalut ketenangan, sehingga mampu memberikan kenyamanan bagi para pengunjungnya.

Terletak berdekatan dengan Telaga Warna, membuat dua telaga tersebut tampak seperti telaga kembar jika dilihat dari kejauhan. Kondisi airnya yang sangat jernih mampu menghadirkan perpaduan harmonis dengan air Telaga Warna yang tampak berwarna-warni.

Nama Telaga Pengilon diberikan lantaran air telaga tersebut tampak begitu jernih, bagaikan sebuah cermin raksasa. Dalam bahasa Jawa, kata "Pengilon" berarti "Cermin", lantaran memang kondisi airnya yang mampu memantulkan benda apa saja layaknya sebuah cermin.

Telaga Pengilon Dieng

Foto Telaga Pengilon


Keindahan Telaga Pengilon

Jika Anda ingin melihat dari dekat air Telaga Pengilon, hanya membutuhkan waktu beberapa menit berjalan kaki dari Telaga Warna, karena dua telaga tersebut hanya berjarak sekitar 150 meter. Di tepi Telaga Pengilon, wisatawan bisa menikmati pesona alam dengan bukit-bukit menjulang tinggi di sekelilingnya. Sebuah spot yang sangat bagus untuk para pemburu foto. Ekspresikan karya Anda dengan pengambilan foto-foto seni dari tepi Telaga Pengilon.

Telaga Pengilon Dieng

Foto Telaga Warna dan Telaga Pengilon


Mitos Telaga Pengilon

Konon Telaga Pengilon merupakan salah satu telaga yang dijadikan sebagai tempat mandi bidadari dari kahyangan. Setelah mandi, para bidadari bisa bercermin di Telaga Pengilon untuk melihat sisi baik dan baruk yang ada pada dirinya. Secara filosofis, berkaca di Telaga Pengilon merupakan upaya untuk mawas diri.

Penasaran dengan keindahan dan suasana mistis di Telaga Pengilon? Hubungi Calya Wisata untuk menemani perjalanan Anda ke Dieng.

Kamis, 08 Oktober 2015

Gunung Pakuwaja Dieng Wonosobo

Gunung Pakuwaja Dieng merupakan salah satu destinasi yang wajib dikunjungi oleh petualang sejati. Dari puncak bukit Pakuwaja, Anda bisa menyaksikan sajian pesona alam yang luar biasa. Inilah spot terbaik untuk menikmati landscape kawasan wisata Dieng yang bergunung-gunung. Dua telaga kembar, Telaga Warna dan Telaga Pengilon, tampak begitu anggun terlihat dari ketinggian, diselimuti kabut tipis pada siang hari, sehingga membuat pesona pemandangan indah terasa dihiasi suasana mistis.

Gunung Pakuwaja berada di sebelah Bukit Sikunir, yang namanya sudah melambung lebih dahulu sebagai destinasi wisata. Secara administratif masuk dalam wilayah Desa Sembungan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Bagi para penggemar tracking, Pakuwaja tentu memiliki daya tarik tersendiri. Dengan ketinggian mencapai 2.410 meter di atas permukaan laut, Gunung Pakuwaja memiliki pesona yang tak kalah menariknya dengan Bukit Sikunir.

Gunung Pakuwaja Dieng

Pemandangan dari puncak Pakuwaja, Dieng


Salah satu keunikan Gunung Pakuwaja adalah keberadaan batu besar, berbentuk runcing, menjulang tinggi, menyerupai menhir atau paku raksasa, yang menurut kepercayaan masyarakat setempat merupakan pasaknya Pulau Jawa. Oleh karena keberadaan pasak inilah gunung tersebut diberi nama Gunung Pakuwaja.

Batu besar berbentuk paku tersebut diapit oleh bekas telaga yang airnya sudah mengering dan berbentuk seperti wajan atau penggorengan. Warga setempat menyebutnya Telaga Wurung. Menurut mitos yang berkembang di kawasan Dieng, air Telaga Wurung tersebut dialirkan menuju ke Telaga Cebong, yang berada di kaki antara Gunung Pakuwaja dan Sikunir.

Konon, menurut cerita legenda yang beredar di masyarakat Dieng, dikisahkan bahwa pada suatu masa, ketika Pulau Jawa belum berpenghuni dan terus bergejolak, Bathara Guru, dewa tertinggi dalam kisah pewayangan, mengambil sebagian puncak Gunung Himalaya, dan ditancapkan sebagai pasak tepat di tengah-tengah Pulau Jawa. Puncak inilah yang saat ini dikenal sebagai kawasan Dieng Plateau.

Jalur Pendakian Gunung Pakuwaja

Ada tiga jalur yang dapat dilalui untuk mencapai puncak Pakuwaja, yaitu Jalur dari Desa Parikesit, Desa Dieng (melalui jalur di depan Dieng Plateau Theater), dan Desa Sembungan. Dari ketiga jalur tersebut, jalur dari Desa Sembungan merupakan jalur terpendek, hanya membutuhkan waktu kurang lebih satu setengah jam untuk mencapai puncak.

Karena belum ada tanda-tanda petunjuk jalan, para pendaki bisa bertanya kepada para petani yang banyak dijumpai di sepanjang jalur pendakian. Lebih disarankan menggunakan jasa pemandu yang sudah berpengalaman, terutama jika pendakian dilakukan pada malam hari.

Setengah lebih lereng Pakuwaja adalah lahan kentang, sehingga pendakian harus dilakukan melalui lahan-lahan milik petani. Setelah melewati lahan kentang, rerumputan ilalang setinggi dada siap menyambut perjalanan para pendaki yang tentu sedikit menyulitkan.

Lepas dari perjalanan yang cukup melelahkan dan tiba di Puncak Pakuwaja, wisatawan akan disambut dengan pemandangan yang tak kalah cantiknya dengan puncak-puncak lain di Sikunir. Sebuah sajian pemandangan yang khas, penuh misteri, dan bernuansa mistis.

Di batu raksasa berbentuk paku, terdapat goa yang dijadikan sebagai tempat meletakkan sesaji, berupa dupa, bunga, rokok, dll. Pada hari-hari tertentu, terutama pada malam Jumat Kliwon (dalam penanggalan Jawa) ada masyarakat yang masih melakukan ritual kepercayaan. Sementara di area Telaga Wurung, para pendaki bisa mendirikan tenda untuk menunggu momentum surise yang sangat dinantikan.

Minggu, 04 Oktober 2015

Gardu Pandang Tieng

Dieng memang memiliki berjuta pesona yang sangat menawan. Banyak objek wisata menarik untuk dikunjungi. Menyuguhkan pemandangan alam nan eksotis yang bisa dinikmati dari segala penjuru. Salah satu lokasi yang sering dijadikan sebagai tempat untuk menikmati keindahan panorama Dieng adalah Gardu Pandang Tieng. Tempat ini menjadi lokasi ideal untuk menikmati keindahan sunrise di kawasan wisata Dieng.

Gardu Pandang Tieng

Gardu Pandang Tieng berada di ketinggian 1789 meter di atas permukaan laut, secara administratif masuk dalam wilayah Desa Tieng, Kecamatan Kejajar. Lokasinya sebelum pintu masuk kawasan wisata Dieng, tepat setelah tanjakan 15%, dari arah Wonosobo sebelah kanan jalan. Banyak wisatawan yang menyempatkan transit di Gardu Pandang Tieng untuk menikmati hamparan ladang kentang dari ketinggian sebelum masuk ke kawasan wisata Dieng.

Gardu Pandang Tieng

Tak hanya menikmati keindahan kaki pegunungan Dieng, Gardu Pandang Tieng juga menjadi tempat alternatif untuk berburu sunrise. Salah satu keunggulan objek wisata ini adalah lokasinya yang mudah dijangkau. Berada di tepi Jalan Raya Wonosobo - Dieng, sehingga mudah dijangkau oleh wisatawan. Tak mengherankan jika banyak wisatawan yang tidak sempat berburu sunrise ke Sikunir akan mengunjungi tempat ini saat pagi hari, terutama beberapa jam menjelang matahari terbit.

Gardu Pandang Tieng